Bring the twinnies back home !

Assalamualaikum,

Halo Temen2..

Seinget saya, terakhir kali nulis blog adalah 1 tahun yang lalu ! Tentang wisata Maroko yang dipandu oleh Kang Risyan dan Mbak Ima.

Time goes by (selama setahun itu saya ga nyentuh blog sama sekali ya ampun, mohon maaf) dan ga nyangka, postingan selanjutnya masih berkaitan dengan Kang Risyan dan Mbak Ima.

Tapi sayangnya, ini tentang berita yg kurang menyenangkan 😦

Coba baca cerita di bawah ini ya untuk lebih jelasnya.

***

Ceritanya..

Pasangan Ima dan Risyan, suami istri yang menanti kehadiran buah hati selama 10 tahun pernikahan, akhirnya dikaruniai bayi kembar. Bayi yang merupakan hasil kerja keras, hidup hemat, dan pola hidup sehat demi mendapatkan buah hati. Ya, mereka mendapatkan karunia besar itu melalui program IVF (in vitro fertilization) di Indonesia. Perjuangan yang mahal karena biayanya sungguh tidak sedikit, ditambah mereka berdua adalah pasangan pelajar di perantauan. Program IVF yang mereka ambil tentu menghabiskan seluruh tabungan hasil jasa tour guiding, dan langkah ini diambil dengan penuh kepasrahan. Setengah nekat kalau boleh dibilang.

“Yang penting kami sudah mencoba seluruh ikhtiar, kalau ini tidak berhasil, kami berhenti. Karena usia kesuburan produktif yang mendekati akhir”

Curhat Mbak Ima suatu hari.

Risyan adalah pelajar master di Maroko (sekarang sedang mengurus studi lanjut s3). Didampingi oleh Ima, sang istri, mereka menjalani hidup hemat ala pelajar. Sekaligus bekerja keras demi bisa menabung dengan membuka jasa tour guide di Maroko.Tengah tahun 2019, ketika tabungan telah cukup, mereka memulai program IVF di klinik Graha Amerta RS Dr. Soetomo, Surabaya .Puji syukur, program itu berhasil hanya dengan sekali treatment. Janin bayi kembar mulai hidup dan tumbuh di rahim Ima.

Karena sang suami harus melanjutkan studinya, maka mereka pun kembali ke Maroko. Harapan dan rencana mereka mulanya adalah akan melahirkan di Indonesia dengan biaya yang dibantu oleh BPJS. Sembari mereka melanjutkan jasa tour guide di Maroko agar bisa menabung demi kebutuhan si kecil dan kelahiran nantinya.

Namun wabah covid-19 mengubah jalan cerita mereka. Rencana melahirkan di tanah air pun kandas karena seluruh penerbangan dari Maroko ditutup. Negeri itu memberlakukan total lock down. Kebijakan itu juga berimbas pada jasa tour guide yang harus berhenti selama masa wabah. Artinya nihil pemasukan. Di sisi lain, setiap Risyan mendaftar untuk asuransi agar bisa membantu biaya kelahiran, selalu berujung penolakan. Alasannya, ia hanya mahasiswa, bukan seorang pegawai atau pekerja tetap. Maka praktis segala biaya kehamilan dan kelahiran pun bergantung pada tabungan yang berhasil mereka sisihkan sebelum covid menyerang. Dana yang hanya mampu melunasi biaya operasi caesar.

Belum selesai sampai situ. Tanggal 2 Mei 2020, kedua bayi kembar itu terpaksa lahir dengan kondisi premature. Mereka lahir di usia kehamilan 32 minggu, dengan kondisi ibu ketuban pecah dini (KPD), pre eclampsia, melalui operasi caesar. Karena kondisi premature tersebut, maka kedua bayi kembar harus dirawat dalam incubator selama 42 hari. Selama 42 hari, biaya tersebut mencapai 520 juta rupiah (setara 30.000 euro atau 320.000 dirham maroko). Biaya tersebut harus dilunasi sebelum 12 Juni 2020 jika Ima dan Risyan ingin membawa pulang kedua buah hatinya.

1
cover flyer “bring the twinnies back home”

Kini Ima dan Risyan tengah berjuang sekaligus membutuhkan kebaikan hati saudara-saudari semua untuk bisa melunasi biaya tersebut. Biaya yang sangat besar dalam waktu yang singkat. Demi bisa membawa pulang buah hati hasil perjuangan selama 10 tahun lamanya.

***

15 Mei 2020

Untuk Teman-teman yang ingin berdonasi membantu meringankan Ima dan Risyan, silakan sampaikan melalui rekening yang tertera. Harap konfirmasi setelah melakukan donasi. Untuk memudahkan perekapan dan pendataan dana. 🙂

Selanjutnya, setiap update dan berita terkait penggalangan dana ini akan kami sampaikan melalui post ini.

Terima kasih atas atensi dan kebaikan hati teman-teman sekalian 🙂

***

19 Mei 2020

Kabar baby kembar : kabar baik, akhirnya sekarang sudah punya nama!

Kakak diberi nama Khadija Aqila Hakim, adik diberi nama Hunaida Dzakiya Hakim.

Setelah 17 hari dirawat dalam incubator sejak 2 Mei 2020 (hari kelahiran twinnies), pertumbuhan dan produksi ASI bunda menunjukkan progress positif. Kakak sudah kembali ke berat badan semula -ketika dilahirkan dengan berat 1.570 gr-  bertambah 10 gram, yaitu 1.580 gr (sehari sebelumnya Kakak sempat turun hingga 1.520 gr).  Adik sekarang sudah 1.620 gr (sehari sebelumnya 1.485 gr).

Keduanya masih harus dirawat dalam inkubator, belum bisa grooming dengan sang bunda karena berat badannya masih kurang dari 2000 g (2 Kg). Saat ini twinnies juga diberi antibiotic karena diduga ada infeksi akibat KPD.

Kabar baik lagi, produksi ASI terus meningkat dan kolostrum bunda juga dinyatakan bebas bakteri jahat dan aman diberikan kepada twinnies. Semoga ini bisa menolong peningkatan BB para twinnies ya..

 

Update penggalangan dana

Penggalangan dana ini diinisiasi oleh beberapa komunitas di Eropa dan Indonesia. Alhamdulillah, Ima dan Risyan menjalin persaudaraan dan network yang baik setiap kali melakukan safari dakwah Ramadan di Eropa. Sehingga banyak hati yang tergerak untuk menguatkan mereka, baik moral atau materi.

Per tanggal 19 Mei 2020 pukul 17 CEST (sejak dimulai tanggal 14 Mei 2020), terkumpul:

  • Dari komunitas Belanda, Jerman, Belgia, Rumaisa Sabila, dan zakat maal : 21.322,01 EUR
  • Dari para dermawan di Indonesia : 53.105.106 IDR
  • Dari beberapa pihak yang langsung transfer ke rekening Risyan : 43.529 MAD

Total yang terkumpul per tanggal 19 mei 2020 sebesar 292.330 MAD ~ 29.232,95 EUR

(dengan kurs rata-rata 1 EUR ~ 10 MAD)

bayi kembar ima risyan (lap 19 mei)
update “bring the twinnies back home” per 19 Mei 2020 (17.00 CEST) dan keputusan sementara (20 Mei 2020, 10 CEST)

Follow up selanjutnya

Kami mewakili Ima, Risyan, dan kedua putrinya (Khadija dan Hunaida) menyampaikan terima kasih yang tulus dan tak terhingga kepada seluruh pihak. Kemurahan Allah Sang Pemberi Rizki lah yang menggerakkan hati-hati mulia saudara saudari semua. Tentu kami semua berharap kedua putri tumbuh sehat dan sempurna jiwa raganya supaya kelak berguna bagi umat manusia.

Kami tidak menyangka pertolongan sebesar ini terkumpul dalam waktu kurang dari 1 minggu. Di sisi lain, donasi masih terus mengalir sehingga kami optimis kebutuhan dana untuk pelunasan biaya incubator akan terpenuhi sebelum 8 Juni 2020.

Rencana awal, donasi akan kami sampaikan di akhir tanggal pengumpulan (8 Juni 2020). Tapi jika terpenuhi lebih awal,  kami akan segera menyampaikan ke rekening Maroko atas nama Risyan.

Di sisi lain, jika bantuan masih terus mengalir setelah kami menyampaikan ke Risyan, kami masih menerimanya hingga 8 Juni 2020. Dana yang terkumpul di periode tersebut akan dialihkan untuk biaya perawatan twinnies pasca incubator.

Untuk kabar lebih lanjut, silakan hubungi Ainil / Yosi.

***

2 thoughts on “Bring the twinnies back home !

Leave a comment