Salam,
Jadi to the point aja ya bagi yang sudah penasaran dan gregetan karena saya terlalu lama snikpik di instagaram:
Mas Fatih memilih IBS Yunus Emre sebagai basisschool nya.
Ketika ditanya kenapa,
alasannya simple but significantly powerful:
karena aku sukaaa bangeeet sama Juff Fatima.
Done! Mamak tak bisa berkutik lagi thoh. Goodbye deh semua metode-metode keren kekinian yang hits dan jadi buah bibir ibu-ibu milenial. Guru tetaplah ujung tombak pendidikan (cenah Ki Hadjar Dewantara dan Pak Anies Baswedan). Jadi, alasan Mas Fatih diterima.
Lalu bagaimana cerita lengkapnya? Masih penasaran kaan heheh…
Di Belanda secara umum

Ada beberapa level pendidikan formal yang biasa ditempuh oleh generasi penerus negeri datar ini.
- Early childhood education (PAUD)
- Kinderopvang (daycare) biasanya untuk anak2 yang kedua orangtuanya kerja atau study. Biayanya sekitar 7-8 euro an per jam. Durasi per hari bisa 6 jam(half day) atau 11 jam (full day). Daycare biasanya untuk anak-anak usia 0-4 tahun. Biaya daycare per bulannya rata-rata mencapai 1000 euro. (nafas dulu). Sebenarnya bisa aja dapat tunjangan dari pemerintah (kantor pajak) asalkan memenuhi syarat utama. Syarat utamanya adalah kedua orangtua bekerja dan membayar pajak ke pemerintah.
- Kleuterschool / peuterspeelzaal (playgroup). Beda dengan daycare, playgroup ini hanya 3 jam sehari dan sekolahnya tidak setiap hari. Ya seperti pelaygorup di Indonesia aja. Biayanya relatif lebih murah dan ada sistem subsidi silang tergantung kemampuan orangtuanya.
2. Basisschool (gabungan TK dan SD)

Jika dibandingkan dengan sistem pendidikan Indonesia, basisschool ini setara gabungan TK dan SD. Ada 8 group (level/ kelas) di basisschool. Group 1 dan group 2 setara TK A dan B. Group 3-8 setara kelas 1-6 SD.
Tidak seperti PAUD yang opsional di Belanda, basisschool ini bersifat wajib bagi anak-anak. Bukan hanya wajib, bahkan disubsidi dan (hampir) gratis untuk pendidikan dasar ini. Biaya yang dikeluarkan maksimal 200-300 euro per tahun (sekitar 3.5 juta -5.5 juta rupiah) untuk dana acara sekolah dan jasa nanny makan siang. Lucu ya, jadi kalau jam makan siang tuh guru-gurunya ya beneran istirahat dari interaksi dengan anak-anak. Mereka makan siang di ruang guru. Nah sebagai gantinya, mereka “membayar nanny” atau volunteer yang menemani anak-anak makan siang di kelas. Kenapa? Pertama karena para guru perlu recharge energy. Kedua karena anak-anak perlu belajar mandiri (sekalian jaga-jaga ada volunteer misal ada yang tiba-tiba butuh bantuan orang dewasa).
Jadi bagi anak-anak yang bersekolah di basisschool berkurikulum non internasional, biayanya relative terjangkau. Tapi sebagai gantinya, anak-anak di atas 5 tahun wajib bersekolah dan dilarang “izin” tanpa keterangan jelas atau berlibur di luar jadwal liburan (misal jadwal libur musim semi atau musim panas). Kalau ngeyel, akan kena denda 100 euro per hari.
Kalau telat pun, ada surat peringatan dari sekolah dan gementee (pemkot) lhoh. Bahkan petugas Pemkot sampai datang ke rumah untuk inspeksi dan mencari tahu “kenapa sih anak ini telat terus”. Gak sampai situ aja, kalau sampai ada inspeksi Pemkot ini, keluarga tersebut harus membayar 100 euro per visit. Ini akan terjadi jika anak sudah telat 3x selama setahun dan “sakit ala ala” sampai 14 hari selama setahun.
Makanya sekolah yang bener ! 🙂
- Secondary education
Di akhir basisschool anak-anak akan diseleksi dan dipindai (kok kayak mau masuk bandara). Hasil screening itu nanti akan menentukan apakah sang anak akan melanjutkan ke VWO, VMBO, atau HBO. Info lebih lanjut baca di nuffic aja ya.
- Higher education
Nah stage ini sih melanjutkan dari secondary education. Intinya ada pendidikan vokasi, ada sekolah tinggi, dan ada universitas. Semuanya sama baiknya tergantung minat dan kemampuan anak. Silakan baca web nuffic lebih jelasnya ya.
Tentang basisschool di Belanda
Secara umum ada beberapa jenis basisschool seperti di infografis ini. Nah biasanya sekolah berkurikulum internasional ini tidak termasuk dalam sistem subsidi pemerintah Belanda. Sekolah internasional menetapkan biaya tersendiri sesusai dengan kebijakan masing-masing. Jadwal liburannya ada yang sama dengan sekolah Belanda, ada yang berbeda. Bahasa pengantarnya pun bahasa Inggris. Ini beberapa sekolah internasional yang ada di Belanda
Sedangkan yang metode Dalton, Montessori, dan Jenaplaan masih ikut kurikulum Belanda dan bahasa pengantarnya Belanda, tapi pendekatannya saja yang berbeda. Nah kalau sekolah Islam (Islamitische Basisschool/ IBS) masih ikutan kurikulum Belanda, tapi menghapus kegiatan sinterklas, natalan, paskah, dan perayaan ala Belanda lainnya. Diganti dengan festival Ramadhan, idul fitri,dan idul adha.
Ini beberapa contoh Islamitische Basisschool yang ada di Belanda:
Di Den Haag juga ada sekolah Hindu, tapi saya kurang tahu persis bagaimana kombinasi kurikulumnya. Mungkin bisa dicek di website ini ya untuk lebih jelasnya.
Lalu, bagaimana perjalanan petuangalan Mas Fatih? Baca postingan selanjutnya yaa…
Bersambung lho..
Regards,
Pingback: Basisschool Pilihan Mas Fatih – LOVE YOUR LIFE