Menjadi Orangtua yang Ikhlas

Ikhlas itu seperti air yang hanya "berputar" dari langit, menjadi hujan, dikotori, dimurnikan lagi menjadi awan; hanya untuk menghidupi.   Tulisan kali ini sebenarnya hanya sebuah katarsis dari ledakan pikiran dan uneg-uneg sih. Dari sekian curhatan dan pengalaman pribadi sebagai orangtua newbie. Menurut saya, kemampuan pertama yang harus dimiliki oleh semua orangtua adalah memurnikan keikhlasan. …

Continue reading Menjadi Orangtua yang Ikhlas

Menanamkan Etika dan Sopan Santun Kepada Anak

Bagi keluarga kami, setidaknya, ada 5 ekspresi dasar yang wajib dibiasakan kepada anak terkait sopan santun dan beretika. Permisi Terima kasih Tolong Maaf Silakan Sebaiknya dimulai sejak kapan? Sejak berinteraksi sih ya kayaknya. Ya kalau si anak belum bisa ngomong atau bingung Bahasa seperti Mas Fatih, kan bisa dimulai dari orangtua yang mencontohkan terlebih dulu. …

Continue reading Menanamkan Etika dan Sopan Santun Kepada Anak

Belajar dari Bapak (1) : Membuat Orang Merasa

Ada keterampilan yang menurutku sangat mengesankan dari Bapak. Ia adalah orang yang sangat perasa, meskipun ia laki-laki. Oleh sebab itu, ia selalu berusaha untuk membuat orang lain merasa senang bersamanya. Membesarkan hatinya. Meskipun kadang, orang tersebut menggunjingkan Bapak di belakang (yang aku mengetahuinya, tapi kurasa Bapak tidak tahu). Prinsipnya dalam bergaul: dengarkan, cari persamaanmu dengan …

Continue reading Belajar dari Bapak (1) : Membuat Orang Merasa

Jogja

duhai jogja, tanah airmu adalah yang mula mula mengalir di tubuhku melalui air kehidupan dan darah ibuku ... aku tahu kau tak sempurna tapi jangan paksa aku berpaling tak kan pernah bisa seperti aku yang tak pernah bisa mengisi sebuah teka teki: apa yang tertinggal di sana di tanahmu. setiap kali aku beranjak pergi, selalu …

Continue reading Jogja

Duhai

Rabbku Engkaulah sebaik-baiknya Rabb Guruku Pendidikku Yang tetap mau menerimaku nan penuh khilaf berkarat dosa andai seluruh mahluk-Mu tahu aibku, kuyakin mereka takkan pernah lagi mau menemuiku Tapi Kau tidak Kau malah menarikku, baik aku senang atau terseret, atau tertatih terluka Kau ubah airmata sesalku menjadi penyuci jiwaku Sembuh luka dan sakit jiwaku dengan sentuhan …

Continue reading Duhai