Belajar dari Bapak (1) : Membuat Orang Merasa

quote-image-02-02-16-1280x720
gambar dari sini

Ada keterampilan yang menurutku sangat mengesankan dari Bapak. Ia adalah orang yang sangat perasa, meskipun ia laki-laki. Oleh sebab itu, ia selalu berusaha untuk membuat orang lain merasa senang bersamanya. Membesarkan hatinya. Meskipun kadang, orang tersebut menggunjingkan Bapak di belakang (yang aku mengetahuinya, tapi kurasa Bapak tidak tahu).

Prinsipnya dalam bergaul: dengarkan, cari persamaanmu dengan lawan bicaramu. Jangan paksakan pendapatmu

Kadang kala prinsip ini membuatku sebal karena ia jadi rela terlibat perbincangan dengan orang lain berjam-jam lamanya. Buang-buang waktu saja kupikir. Tapi rupanya itu adalah caranya membangun jembatan hati. Tak heran, setiap kali Bapak punya keperluan, selalu ada yang menolongnya dengan sukarela, terutama dari kalangan tetangga.

Dulu, kami pernah tinggal di suatu komplek yang sebagian anak remajanya doyan nongkrong. Kebiasaan anak nongkrong itu adalah mengganggu orang yang lewat. Masalahnya, lokasi mangkal mereka ada di jalan yang cukup strategis. Sebenarnya, karena aku cukup sopan (iyain aja) dan tidak berpakaian aneh-aneh, mereka tidak banyak menggangguku. Pernah sih, sekali dihadang cowo gak jelas, kujawab aja asal pertanyaannya yang juga asal.

Nah suatu kali, Bapak sakit batu ginjal yang harus melakukan operasi tembak laser dan diopname selama seminggu. Kamu tahu apa yang membuatku kagum?

Geng tongkrong itu menjenguk Bapak.

Pertama aku kagum dengan geng yang ternyata perhatian juga (makasih ya om om). Kedua, kukagum wow ternyata bapakku hits juga dan dihormati kelompok yang di mataku aneh itu. Dengan kata lain, Bapak berhasil membangun jembatan di hati mereka. Padahal warga lain sudah cukup males dan jengah dengan pemuda kurang kerjaan itu.

Aku tidak tahu persis sih apa yang Bapak lakukan, tapi kayaknya nih, berdasarkan contoh dan nasehat yang sering diulang-ulang macam bacaan salat:

  1. Menyapa. Kalo ga salah inget ada hadits yang bilang, orang yang jalan nyapa yang duduk; orang yang naik kendaraan nyapa yang jalan. Intinya, bersikaplah rendah hati, dengan mau turun untuk menyapa.
  2. Sambil senyum.
  3. Mencari persamaan
  4. Inisiatif menolong. Misalnya pun orang ybs ternyata bisa melakukan sendiri, dengan bertanya kita sudah menunjukkan empati.

***

Kalau aku sebagai anak, merasa bahwa Bapak adalah orang yang tidak pelit berekspresi kasih sayang. Misalnya memeluk, mencium, mengatakan sayang, dan mau mengakui kelebihan orang lain saat berdiskusi (dalam hal ini aku ya heheh). Sebaliknya, ia tidak berlebihan ketika marah, meskipun menyeramkan dan menyebalkan. Cukup dengan hukuman sosial dan tatapan mata tajam sambil menyuruhku minta maaf kepada orang yang kuzhalimin. Nggak ada acara bentak-bentak, marah-marah lempar barang, apalagi pake kekerasan. Pernah sih sekali aku digigit karena aku ngegigit adikku yang gempal menggemaskan. Hahaha.

Ia mengagumiku yang menunjukkan semangat belajar IPA sejak SD. Tapi, ia menyeimbangkannya dengan berkata: Belajar itu yang penting tekun dan konsisten. Kerja keras itu mulainya harus dari nol. Dan nggak ada gunanya kamu pinter tapi nggak bermanfaat untuk orang lain.

Ada sih motivasi supaya jadi juara kelas, tapi itu nggak terlalu banyak ditekankan. Dan ketika aku berprestasi secara akademik, orang tuaku tidak membumbungku terlalu tinggi sehingga aku besar kepala. Bapak justru bilang: di atas langit selalu ada langit, jangan sombong. Apalagi kamu perempuan, sepinter-pinternya kamu, kewajiban utamamu adalah taat sama suami.

Bapak tahu caranya membuat orang merasa berharga, berarti, dan tetap terkendali tanpa mengecilkan hatinya.

Jadikan adab sebagai tepung dan ilmu sebagai garam, bukan sebaliknya. (Imam Syafii)

Terima Kasih Bapak,

***

Bapak memang perokok, dan ia kesulitan menghentikannya meski telah tahu bahayanya. Tapi itu bukan berarti Ia bukan ayah yang baik, bukan? Untuk teman-teman yang mendapatkan manfaat dari cerita ini, mohon doakan Bapak agar ia dimudahkan untuk berhenti merokok dan sehat wal afiat yaa.. Semoga doa baik teman-teman dibalas kebaikan oleh Allah berlipat ganda.

Regards,

signature yosay aulia blog

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s