Unforgettable Stuffs from ITB

Assalamualaikum!

Ahh..ini mah tulisan yang bikin saya senyam senyum cengar cengir sekaligus tercekat beberapa saat. Ada emosi kangen, malu, merasa konyol, sekaligus bersyukur. Buat saya pribadi, kuliah di ITB adalah salah satu keputusan hidup terbaik.

Ini adalah postingan hasil request dari sebuah komunitas bernama Satu Minggu Satu Cerita. Sebuah komunitas blogging beranggotakan muda mudi produktif dan bermental positif. Berasal dari berbagai latar belakang, domisili, asal muasal, tahun lahir, angkatan kuliah, dan …. Almamater. Hahaha.

Tujuan tulisan ini murni buat seru-seruan aja. Karena suatu hari, di grup WAG itu ada percakapan yang menghasilkan komentar “Kenapa anak ITB kalau lagi reuni bikin roaming..” hahah, dengan catatan ini ngumpul (reuni) berada di komunitas yang isinya bukan cuma alumni ITB ya..

Kemudian, timbullah ilham untuk menuliskan ini, sekalian nostalgia masa-masa di kampus.

Jadi kenapa anak ITB kalau reuni bikin roaming? Jawaban umum versi saya siihh.. we have a lot of unforgettable stuffs. Mulai dari kegiatan, spot, dosen pikasebeuleun, dosen loveable, unit, himpunan mahasiswa, kegiatan terpusat KM, daaaan mungkiinn… kecengan hasil forsil.

 

  1. Kampus kami kecil, padat, (dan semua ada di sana)

Berdasarkan riset kecil-kecilan via website kampus masing-masing, inilah perbandingan luas kampus ITB dengan beberapa kampus di Pulau Jawa. FYI, ini saya rajin banget deh nyari data sendiri, ngitung sendiri. Jadi kalau ada yang salah-salah atau ada kampus yang belum disebut ya mohon maaf aja. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa, kepadatan kampus kami termasuk yang tinggi.

Kampus ITB Ganesha ITB Jatinangor UI Depok UGM UNPAD Brawijaya ITS
Luas (Km2) 0,33 0,47 3,20 3,00 328,50 1,81 1,80
Populasi Mahasiswa (perkiraan per tahun 2015-2016) 22000,00 47000,00 49000,00 38000,00 52000,00 18000,00
Kepadatan populasi 27500,00 14687,50 16333,33 115,68 28729,28 10000,00

Ternyata, wilayah yang gak terlalu luas ini malah menjadikan kami akrab dan “kenal muka” atau “kenal nama” aja antar mahasiswa satu dengan lainnya. Maka fenomena “dia lagi dia lagi”atau “nandain orang berdasarkan frekuensi tempat papasan muka”bukan hal yang aneh lagi.

021935600_1472483886-20160829-kampus_itb-bandung
Plaza widya, kolam Indonesia “Tenggelam” bergaris lurus dengan gerbang ganesha. This is my fav spot.

2. Mengalami masa TPB (tahap persiapan bersama)

Ini adalah masa perkuliahan tahun pertama; yang hampir semua jurusan belajar hal yang sama. Kalkulus, fisika dasar, kimia dasar, Bahasa Inggris, tata tulis karya ilmiah, pengetahuan lingkungan (sekarang Sistem Alam Semesta) dan teknologi informasi (tapi pas angkatan saya belum ada). Dulu, salah satu dosen saya pernah bilang kalau ini salah satu kelebihan kurikulum ITB. Awalnya saya nggak percaya  karena berpikir “ah itu kan dari sudut pandang dosen”. Eh ternyata saya ngalamin sendiri sisi positif adanya TPB ini.

TPB ini membuat anak teknik minyak setidaknya tahu konsep dasar global warming, anak biologi pernah mendengar konsep kontinuitas dalam kalkulus, dan membuat kami semua memiliki tata Bahasa yang (seragam) dalam mengerjakan skripsi. Kata dosen saya tersebut, TPB membuat kami memiliki konsep dan sistematika berpikir, dan gaya bahasa yang punya benang merah. Jadi kalau menjelaskan keilmuan antar jurusan nggak terlalu susah bridging nya. Paling tidak, kami bisa menertawakan dan bernostalgia hal yang sama. Intinya, TPB adalah salah satu pemersatu kami. Hahaha.

Ada dua golongan manusia dalam menyikapi TPB ini. Ada yang bilang TPB= Tahap Paling Bahagia, ada yang sebaliknya. Saya golongan yang kedua. I was drowning and feels like going to hell setiap harus belajar fisika listrik dan membayangkan para electron berlarian. (OMG ngapain banget sih). Haha. Saya masih mending cerita tentang cara mRNA melakukan transkripsi ala-ala mafia Italia gitu. (mulai ngaco).

 

3. Kami punya “ospek” berlapis-lapis.

Ada ospek tingkat kampus, tingkat fakultas, jurusan, bahkan unit kegiatan mahasiswa. Ospek tingkat kampus (namanya tiap tahun beda-beda) biasanya berlangsung kurang lebih  1 minggu di awal banget kehidupan sebagai mahasiswa dimulai. Saat inilah, seluruh maba berkumpul. Mereka dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari maba berbagai jurusan. Fyi, inilah awal mula networking di ITB dimulai. Di masa itu kami diperkenalkan tentang kegiatan kampus secara umum, konsep swasta (mahasiswa tingkat akhir), dan memilih unit dalam pamaeran OHU (open house unit) – ini bagian favorit.

Kegiatan “ospek” ini biasanya berlangsung antara 1 minggu – 1 tahun ini (tergantung jenis ospeknya yaa seperti dijelaskan di atas). Goal utama ospek sih biasanya memperkenalkan atmosfer komunitas tertentu, merekatkan kekompakan angkatan, mempererat kekeluargaan, dan melatih kekuatan mental heheh. Tak lupa, membidik calon pendamping hidup.

 

4.Kegiatan kemahasiswaan

Dinamis, banyak pilihan, aktif, pengen eksis, dan inklusif. Itulah karakter kegiatan kemahasiswaan yang saya amati selama kuliah di kampus ganesha. Sebelum ada layar megatron di gerbang depan, selalu bisa dipastikan seluruh kegiatan kampus dan publikasinya memasang baligo di gerbang. Selain sebagai ajang publikasi, baligo juga memiliki nilai prestise tersendiri.

Banyak pilihan. Ada himpunan jurusan dan unit kegiatan (ekskul kali ya kalo di SMA). Mulai dari unit kegiatan berdasarkan minat budaya, isu social, isu lingkungan, isu ekonomi, keagamaan, bahkan hobi olahraga dan seni, semua ada. Pilihan belajar berpolitik di kampus juga ada. Nah biasanya inklusifitas kemahasiswaan sangat terasa di unit dan kepanitiaan terpusat dari KM. Karena seluruh mahasiswa dari berbagai jurusan dan angkatan berkumpul di sana. Seru deh.

Aktif dan pengen eksis. Ya, khas manusia berdarah muda yang berapi-api lah kalo kata Bang Rhoma (ft. Ikal di Film Sang Pemimpi). Setiap kegiatan yang buanyak itu,seringnya pengen eksis dan punya aktivitas masing-masing untuk menunjukkan eksistensinya. Nggak papa sih, asalkan positif. Justru di sana lah letak dinamika kemahasiswaan yang penuh warna, energi, dan ide.

 

  1. Today is yours: gong pamungkas mahasiswa.

Menurut saya, ini yang paling berkesan. Wisuda di ITB ituuu… membekas di hati. Haha lebay lagi. Dengan tagline today is yours, para wisudawan wisudawati diperlakukan layaknya raja dan ratu yang lepas dari pingitan. Bagaikan burung yang lepas dari sangkar.

Kegiatan wisuda ini dibagi jadi 2: formal dan non formal. Yang formal dilakukan oleh jurusan masing-masing dan prosesi seremonial oleh rektorat. Yang non formal ini, yang jadi budaya kebanggan hehe. Biasanya hajatan ini diadakan oleh himpunan mahasiswa tiap jurusan. Hajatan ini kami sebut dengan: syukuran wisuda dan arak-arakan wisuda.

Syukuran wisuda biasanya dilakukan H-1 atau H-2 wisuda rektorat. Isinya berupa pentas seni, nostalgia wisudawan, dan makan-makan. Arak-arakan wisuda dilakukan setelah prosesi wisuda rektorat usai. Nah hajatan akbar ini melibatkan seluruh masa himpunan untuk mengistimewakan para wisudawan di hari spesialnya. Masing-masing himpunan punya trademark -nya yang jadi ciri khas tersendiri. Misalnya yel, mars himpunan, “ritual” tertentu, performance tertentu, dan gaya busana tertentu.

 

*

 

Nah, itulah beberapa sebab kami suka rada asik sendiri kalau udah ngumpul. Tanpa bermaksud mengucilkan yang lain, kadang euforia bermahasiswa itu masih terasa sampai sekarang.

Saya sendiri akhirnya belajar berempati untuk nggak terlalu menonjolkan almamater (meskipun masih proses juga). Seenggaknya saya tidak bersikap chauvinis lah terhadap almamater lain. Soalnya pada suatu fase dalam kehidupan saya, pernah dikelilingi oleh alumni almamater lain. Daaann.. terasa lah nggak nyambungnya hahah. Akhirnya saya menyadari dan berkaca sendiri, mungkin selama ini saya pernah terlalu euphoria sampe bikin orang lain eneg. Hahah, maafkan ya. Well akhirnya saya sadar, tiap kampus punya budaya dan kelebihannya masing-masing, jadi harus saling menghargai heheh.

*

Udahan ah, saya jadi pengen ngeteh sambil ngemil cilok dan dengerin playlist lagu kampus. hehehe.

Regards,

signature yosay aulia blog

 

Beberapa referensi:

http://dashboard.simaster.ugm.ac.id/fo/akademik

https://www.itb.ac.id/fakta-dan-angka

http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/Unpad-Dalam-Angka-2016.pdf

https://www.its.ac.id/tentang-its/profil-singkat/

http://www.ui.ac.id/about-us-2.html

 

7 thoughts on “Unforgettable Stuffs from ITB

  1. Pernah juga berada di fase dikelilingi alumni kampus lain dan mayoritas Jawa. Kebiasaan mayoritas ITB dan banyakan Sunda, haha. Tapi jadi belajar buat ga merasa superior.

    Like

  2. Zaman saya ada OS I dan OS II. OS I mah yg seminggu digojlok tea. OS II mah milih ekskul. Harus milih 2, seni dan OR, dan lamanya 3 bulan. Ntar ada pentas seninya, disebut Malam Iota Tau Beta. ITB maksudnya.
    Skrng mah ga ada, soalnya kan kuliahnya kudu selesai 4 thn kalo ga DO. Ga ada waktu ekskul-ekskulan.
    Hehe…dulu DO nya 7 thn sih. Saya sendiri 6 thn kuliahnya…ooops…

    Like

    1. Yosay Aulia

      haha. saya ikutan kok ekskul, himpunan, dan protokoler itb. jamam saya DO msh 6th, hbs saya lulus jd 5th. saya 4.5th moderate lah hahaha..

      Like

  3. Eh, ITB kecil ya,Kak ? He he.. UGM segede gambreng. Bener, tiap kampus punya khas nya. Saya (kadang) lebih chauvinis malah, anak jurusan statistik, bisa kebaca cara ngomongnya hihi
    #nyaritemenanakjawa.

    Like

  4. Tau ga jalur eksis? Itu jalur tengah, lewat jalur tersebut maka bisa diketahui apakah orang tersebut eksis atau tidak, dilihat dari banyaknya orang yang menyapanya di jalur tersebut. hahahahaha….

    Like

Leave a reply to sutanrajodilangik Cancel reply