Ritual Haji

 

Assalamualaikum,

 

Sebenarnya secara umum rangkaian ibadah haji ini terdiri dari Umroh dan Ritual Haji itu sendiri. Nah berdasarkan niatnya, ibadah haji terbagi menjadi 3 jenis, yakni haji ifrad, tamattu, dan haji qiran. Saat itu kami melaksanakan haji tamattu, yakni haji yang melakukan umroh sebelum ritual haji itu sendiri dengan niat yang terpisah. Mengenai jenis haji dan fiqihnya biasanya akan dijelaskan lebih detail saat manasik dan bisa dibaca di buku panduan haji. Saat ini saya ingin berbagi tentang hal teknis selama ritual haji berlangsung.

Kita mulai ya!

 

Pra ritual

7-8 Dzulhijjah

Inilah H-1 ritual haji dimulai. Karena ritual haji dimulai ketika kita telah berniat haji (Labbaikallahumma hajja) di tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah). Di tanggal ini, biasanya jamaah akan di briefing ulang oleh pembimbing haji tentang hal teknis dan fiqih. Pada malam harinya (sebenarnya menurut hitungan kalender qomariyah di malam hari udah masuk hitungan 8 dzulhijjah ya hehe), para jamaah bersiap-siap secara fisik, mental, dan logistic yang menunjang kekhusyuan ibadah.

Fisik : membersihkan diri, memotong kuku dan rambut yang ada di tubuh. Saya juga sempat mengkonsumsi 1 dosis obat pencahar untuk melancarkan pencernaan. Karena secara pribadi pencernaan saya kurang cocok dengan menu makanan yang kurang serat. Sehingga sebaiknya perut dibersihkan sebelum prosesi haji berlangsung supaya tidak uring-uringan heheh.

Mental: mempersiapkan doa dan belajar lagi tentang haji itu sendiri

Logistik: mempersiapkan barang bawaan yang dibutuhkan selama prosesi di mina, arafah, dan muzdalifah. Apa sajakah yang perlu dibawa?

Saya hanya membawa 1 ransel yang berisi 1 set baju ganti, baju dalaman (untuk tidur), jilbab, alat mandi dan handuk, sendal, plastik, obat pribadi, masker, kantong jumroh,  Alquran, makanan ringan yang mudah dibawa, buku bacaan selama haji dan doa-doa, botol minum, bantal leher (optional) powerbank, dompet dan identitas pribadi, sarung (berguna untuk ganti baju di tenda dan sebagai selimut), kain ihram (2 set) untuk ikhwan, dan pembalut jika dibutuhkan.

Apakah perlu membawa sleeping bag? Saya waktu itu bawa sleeping bag untuk bermalam di muzdalifah. Tapi ternyata diwan travel sudah menyediakan tikar untuk kita, jadi saya tidurnya pakai tikar dan sleeping bag deh hehe. Saya pribadi merekomendasikan, sebaiknya bawa sleeping bag saja. Karena pembagian tikar oleh diwan travel ini sepertinya tentative. Lagipula, masih lebih nyaman tidur pakai sleeping bag. Fyi, sleeping bag ini akan sangat berguna selama bermalam di muzdalifah karena kita akan tidur di ruang terbuka.

Oh iya, untuk jamaah ikhwan. Karena ada larangan menggunakan pakaian berjahit, maka konsultasikan lagi dengan pembimbing haji apakah saat tidur di muzdalifah boleh masuk ke dalam kantong sleeping bag nya atau cukup dijadikan alas saja.

 

Ritual Haji

8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) Pagi

Inilah hari dimulainya prosesi ibadah haji dan jihad tanpa perang yang sesungguhnya. Di hari ini kami mulai melafadzkan niat untuk berhaji. Rombongan jamaah akan berangkat ke Mina dan bermalam di sana.

Apa yang perlu dilakukan di hari ini? Menjaga stamina fisik dan mental. Memperbanyak baca Alquran, dzikir dan talbiyah, dimanapun dan kapanpun. Kenapa? Karena kita masih harus menjalani prosesi untuk tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah yang merupakan puncak haji) dan tanggal 10 Dzulhijjah (hari Idul adha yang membutuhkan banyak tenaga). Kalau saya boleh saran, sebaiknya kurangi minum minuman dingin (karena bikin batuk dan pilek), menjaga kebersihan bersama, dan selalu shalat berjamaah selama di tenda.

mina-tent-city-12-300x197
tenda dan maktab di Mina (gambar dari sini)

9 Dzulhijjah (Hari Arafah)

Ketika itu kami bertolak ke arafah setelah waktu duha datang, mendekati waktu zuhur. Kami tiba di tenda kami di area Arafah pada pukul 11 pagi (kurang lebih). Nah, manfaatkanlah untuk segera ke toilet. Karena masih sepi dan menghindari membuang waktu ketika waktu mustajabnya doa telah tiba. Waktu mustajabnya doa ini terjadi setelah shalat zuhur sampai matahari terbenam, kurang lebih 6 jam. Jadi, jika kita ingin melakukan hubungan sosial, ke toilet, makan siang, atau tidur sebentar silakan dilakukaan sebelum zuhur. Sehingga saat waktu istimewa itu tiba, kita benar-benar khusyu bermunajat kepada Allah.

 

Waktunya tiba!

Setelah shalat zuhur berjamaah dan mendapati posisi pewe untuk berdoa, mulailah bermunajat. Boleh juga janjian dengan suami/ istri untuk berdoa di luar tenda jika hari mulai sore (matahari mulai ramah). Beberapa jamaah ada yang tertidur atau ngobrol selama waktu ini berlangsung. Sebenernya bisa dimengerti karena ternyata berdoa 6 jam nonstop ini butuh stamina lho. Tapi kan sayang ya, kapan lagi punya kesempatan istimewa ini. Tahun lalu saya berstrategi dengan membagi waktu dengan banyak muhasabah dan bertaubat, mendoakan orang lain, dan mendoakan diri sendiri. Inilah pentingnya membawa daftar muhasabah (di persiapan ruhiyah) dan daftar doa. Sehingga kita bisa memastikan seluruh waktu dan kesempatan dimanfaatkan dengan sempurna. Rasakanlah kepuasan menjadi seorang hamba yang dibanggakan Tuhannya saat itu.

 

Matahari terbenam, arafah telah berlalu. Semoga Allah mengijabah doa dan menerima taubat kita.

Para jamaah mulai bersiap menuju muzdalifah untuk bermalam di sana. Muzdalifah adalah tanah lapang yang beratapkan langit. Saya paling suka prosesi ini, arafah dan muzdalifah. Karena keduanya mengajarkan kedekatan dengan Khaliq dan makhluk sekaligus. Selama berada di muzdalifah, sebaiknya kita menggunakan masker karena area muzdalifah ini dekat dengan jalan raya yang dilalui banyak bus. Sehingga udaranya lebih kotor dan rentan menyebabkan sakit flu dan batuk. Biasanya banyak jamaah yang mulai tumbang di sini karena stamina yang terkuras. Selama di muzdalifah sebaiknya kita beristirahat, makan malam (yang dibagikan oleh travel setelah berdoa di arafah), dan mulai mengumpulkan batu setidaknya untuk aqabah pertama dan tiga jumroh pertama di tanggal 11 Dzulhijjah.

 

 

10 Dzulhijjah (Idul adha)

Di pagi hari, jamaah menunggu giliran untuk kembali ke tenda mina dan beristirahat sebentar di sana. Biasanya waktu itu dimanfaatkan untuk sarapan dan ke toilet. Sebaiknya sisakan 1 botol air minum untuk pengganti stamina selama menempuh perjalanan ke jumrotul aqabah nanti. Ya sebenarnya ada sih water tap di tempat yang tidak terlalu jauh setelah jumrotul area. Tapi airnya dingin, dan banyak jamaah yang sakit pilek karena itu (termasuk saya hehe).

Setelah agak fit, para jamaah menuju ke tempat lempar jumroh aqabah dengan berjalan sejauh 7 Km kurang lebih dan melanjutkan perjalanan ke hotel di Aziziyah. Kita bisa membawa barang yang kiranya tak diperlukan lagi seperti sleeping bag, baju kotor, dan kain ihram. Selama perjalanan itu, kita bisa melihat kebesaran Allah dalam menciptakan manusia dari berbagai jenis suku bangsa dan mengundang mereka untuk menjadi tamu-Nya. Allahuakbar, jutaan manusia menjalani ritual mulia ini demi mengharapkan keridhoan Nya.

Setelah melakukan lempar jumroh aqabah, kita kembali ke hotel di aziziyah. Di hotel inilah kita boleh melakukan tahalul awal dengan memotong rambut. Sejak saat itulah larangan ihram telah gugur kecuali bercampur suami istri.

Apa yang sebaiknya dilakukan? Bebersih diri, mencuci baju, makan, dan istirahat. Iya, refresh kembali stamina fisik dan jiwa kita setelah melakukan seluruh prosesi yang luar biasa itu. Inilah pentingnya membawa bekal dan alat makan (dan rice cooker), kita bisa menghemat tenaga terutama setelah prosesi yang panjang itu.

 

11-13 Dzulhijjah (Hari Tasyrik)

Terhitung sejak matahari terbenan di tanggal 10 Dzulhijjah, maka sudah berganti hari ke tanggal 11 Dzulhijjah. Setelah shalat maghrib, para jamaah kembali ke mina sambil mampir ke jumrotul area untuk melempar 3 jumroh. Total jarak yang ditempuh adalah 7 Km kurang lebih. Jadi, selama hari itu, jamaah menempuh 14-15 Km dengan berjalan kaki (inilah pentingnya persiapan fisik sebelum ibadah haji). Dan itu berlangsung sampai tanggal 13 Dzulhijjah.

Apa yang perlu dibawa ke Mina? Hanya barang pribadi secukupnya, botol minum, alquran, dan identitas diri. Kita tak perlu membawa baju ganti lagi karena sudah mandi dan membersihkan diri selama di hotel. Malam itu jamaah bermalam di mina hingga habis shalat subuh. Setelah subuh dan sarapan, jamaah kembali ke hotel untuk bebersih diri dan istirahat lagi. Kemudian ba’da maghrib kembali ke jumrotul area dan Mina dengan rute yang sama. Hal itu berlangsung sampai tanggal 13 Dzulhijjah.

Pengecualian untuk tanggal 13 Dzulhijjah, kita tak perlu lagi kembali ke Mina untuk bermalam. Cukup menjalani rute dari hotel ke jumrotul area saja dan kembali ke hotel. Karena prosesi haji sudah selesai.

 

Selanjutnya adalah kembali beristirahat dan mulai berkemas karena perjalanan akan dilanjutkan ke penginapan selanjutnya. Yakni di area yang dekat dengan Baitullah.

 

Masih Ritual Haji

Kali ini jamaah telah beranjak ke ritual haji selanjutnya di tempat yang berbeda, yakni Baitullah. Ritual yang dilakukan di sini adalah Thawaf ifadhah, Sai, dan Thawaf wada.

Pelaksanaan thawaf ifadhah dan sai ini sebenarnya biasanya dilakukan langsung saat tanggal 10 Dzulhijjah setelah melempar jumroh aqobah yang pertama. Tapi, boleh dilakukan juga setelahnya. Karena syarat tahalul awal (terbebasnya dari larangan ihram) adalah melaksanakan 2 hal dari 3. Ketiga hal itu adalah melempar jumroh aqobah, mencukur rambut, dan thawaf ifadhah. Jika melempar jumroh aqabah dan mencukur rambut telah dilakukan, maka sudah terhitung tahalul awal.

Thawaf ifadah dan sai kami lakukan setelah rombongan beranjak ke penginapan yang dekat dengan masjidil haram, yakni di Hotel Fairmont atau Hotel Raffless. Saya dan suami melaksanakannya di dini hari di hari yang sama ketika kami tiba. Beberapa lainnya menunggu istrinya yang tengah datang bulan hingga haidnya selesai. Ketika melaksanakan haji, saya baru tahu juga bahwa ternyata haid itu tidak membatalkan haji, bahkan thawaf ifadhah pun boleh menunggu hingga haid selesai. Maasyaallah ya atas kemudahan yang Allah berikan.

Pelaksanaan thawaf ifadhah dan sai dilakukan seperti saat melakukan ritual umroh. Yaitu masuk ke Masjidil haram tanpa shalat tahiyatul masjid, membaca doa lihat Ka’bah, thawaf, shalat sunnah thawaf, kemudian sai. Setelah sai, maka usai sudah semua rukun haji, semoga Allah menerima haji kita dan menjadikannya ibadah yang mabrur.

Setelah tanggal 13 Dzulhijjah, kami masih ada waktu kurang lebih 10 hari untuk menginap di  hotel dekat Masjidil Haram. Alhamdulillah, bisa dimanfaatkan untuk banyak melakukan thawaf sunnah dan bermunajat di Baitullah. Waktu thawaf yang recommended menurut saya adalah setelah syuruq (jadi menunggu syuruq di masjid setelah subuh) dan antara magrib-isya sekalian menunggu waktu shalat. Waktu selama bermalam di dekat Baitullah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk bisa shalat lima waktu dan memperbanyak thawaf sunnah.

Tips: Kalau mau ikut shalat jamaah di Masjidil Haram, usahakan sudah berangkat sejak 1 jam sebelumnya. Karena kalau telat dari itu, pintu akan banyak yang ditutup dan berdesakan dengan jamaah lain. Tapi semoga pada haji tahun selanjutnya bisa lebih lowong karena area perluasan Masjidil Haram sudah siap menerima jamaah Insyaa Allah.

Kami juga sempat mengunjungi beberapa lokasi yang bersejarah dalam peradaban Islam. Seperti rumah lahir Rasulullah SAW (yang sekarang jadi perpustakaan), pusat peradaban kaum Quraisy jaman dahulu, dan mengunjungi Jabal Nur. Oh tentang tempat bersejarah ini akan saya ceritakan di postingan lain ya 🙂

 

Thawaf Wada’

Inilah thawaf perpisahan. Thawaf yang cirambay dan bikin nangis, isi doanya minta kembali ke Baitullah lagi dan minta dimabrurkan hajinya. Kami melakukan thawaf setelah waktu syuruq, dilanjutkan dengan shalat sunnah thawaf, kemudian keluar meninggalkan Masjidil Haram. Kami harus segera bergegas menyiapkan diri untuk kembali ke Belanda.

 

Semoga catatan ini bermanfaat dan bisa menjadi amal jariyah dalam ibadah teman-teman ya 😊

 

Wassalamualaikum

 

Regards,

signature yosay aulia blog

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s